Nak, waktu sangat cepat berlalu membawa kita dari satu ke lain masa. Waktu meramu rindu dengan penuh candu. Ingin tetap dan menetap di masa dulu saat kau selalu dalam peluk ku. Dimana tiada waktu tanpa berdua dengan mu. Waktu itu kau dan aku bagai satu. Tak ada jeda Antara kita meramu kisaran cinta. Indah mengenang masa itu, tercatat di sanubari dengan lembaran penuh wangi.

Masa berganti dengan cerita yang sedikit berbeda. Bertambah anggota dalam keluarga kecil kita. Rindu mulai gamang dan lelah seketika tanpa jeda. Tangan kecil mu selalu mengusap titik demi titik bulir bening yang kadang tak sempat terseka. Dipaksa dewasa karena cerita takdir yang terserah. Disini lah kisaran sedemikian beda. Sesal memang tak guna. Hanya bisa menambah untaian Lara. Waktu tak kan pernah menghentikan kisah.

Tak mengapa ku menatap meramu rindu demi rindu. Semoga jarak tak membuat mu lupa pada kisah.  Mega kita tetap sama, senandung rindu tetap kan mengudara bersama semburat senja. Ku nantikan kau dengan penuh cinta di sela waktu mu merangkai cita. Ku kan selalu disini menjadi rumah untuk mu pulang. Rumah yang dulu sempat gersang. Ku kan terus berusaha membangun rimbun hijau bernuansa. Agar kau bisa kapan saja melepas penat di pangkuan Ku.

Nak, kau cinta pertama kami. Kau yang ajarkan makna cinta tanpa syarat. Walau ku penuh cela, selalu ada cinta yang mengubah segalanya. Maafkan ku terus meramu rindu dalam doa-doa panjang. Tuhan, jaga dia dalam perjuangannya mencapai ridho Mu. Bimbing selalu langkah kaki nya di jalan Mu. Jaga hati nya tetap dalam keberkahan Mu. Ampunkan hamba dan hamba ikhlas atas semua tentangnya.

Mari diskusi

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.