“Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.”
(Arthur Aufderheide)
Apa itu Pembelajaran berdiferensiasi?
Pemikiran terus berubah dan berkembang sesuai dengan apa yang diserap dan dipelajari. Pendidikan guru penggerak banyak memberikan kontribusi positif terhadap paradigma berpikir saya. Pelajaran berharga yang sudah sejak dulu diajarkan, dicontohkan dan dilakukan oleh bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara. Guru ibarat petani, yang hanya dapat merawat tumbuh kembang murid. Guru bukan orang dewasa yang punya kuasa atas anak, guru tidak bisa mengontrol murid. Kontrol diri sepenuhnya ada di dalam diri masing-masing. Oleh karena itu, sebagai guru kita harus selalu sadar bahwa peran kita dalam pendidikan adalah penuntun. Perkembangan anak sesuai dengan bakat dan minat nya masing-masing, sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.
Pemikiran-pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Guru sebagai penuntun, hanya bisa mengarahkan anak sesuai dengan minat dan bakatnya. Saya selalu yakin dan percaya, setiap anak adalah unik, mereka pada dasarnya membawa dan meyakini nilai-nilai kebajikan universal. Oleh sebab itu, saya sangat yakin bahwa di setiap Tindakan anak selalu ada tujuan tertentu, bagaimana cara kita menyikapi dan terbuka dalam melihat makna dan maksud dari tindakan mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Guru menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Guru menggunakan penilaian berkelanjutan untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.