Budaya Positif

Budaya positif  bukan hanya tanggung jawab seorang guru. Tapi merupakan tanggung jawab dari warga sekolah agar saling mendukung, belajar, bekerja sama sehingga tercipta pembiasaan baik. Pembiasaan yang terus ditekankan dapat tumbuh menjadi karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya akan membentuk sebuah budaya positif. Lingkungan yang nyaman dan bahagia untuk murid akan memberikan keleluasaan murid berekspresi diri dan mengeksplorasi potensinya menjadi suatu kekuatan diri. Guru yang berpihak pada murid mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, melakukan pembiasaan perilaku ahlak mulia, menjadi teladan murid dan menjalankan pembelajaran yang menyenangkan bersama murid.

Berdasarkan pemikiran dari filosofi Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan adalah  proses “menuntun” yang berpihak pada murid. KHD mengumpamakan sekolah sebagai sebuah ladang tempat persemaian bibit, agar bibit bisa perkembang secara maksimal maka petani dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara bibit tanaman, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup bibit tanaman dan lain sebagainya. Dari uraian tersebut, kita dapat memahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik, sehingga dapat mewujudkan karakter murid yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Budaya positif dapat terwujud jika seorang guru memiliki lima nilai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Dengan mendorong kolaborasi antara semua warga sekolah dan menjalankan keyakinan kelas yang disusun dan disepakati Bersama, maka budaya positif akan terbangun dengan kokoh. Salah satu perubahan yang diinginkan sesuai dengan visi guru penggerak adalah terbentuknya budaya positif melalui pembuatan Prakarsa perubahan sesuai filosofi KHD dan profil pelajar Pancasila.

Merdeka belajar dan mengajar dapat tercermin dalam Nilai dan Peran guru penggerak. Filosofi KHD sebagai acuan dalam menuntun segala kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu manusia maupun anggota masyarakat, terkoneksi dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak. Guru dapat mengambil bagian sebagai agen perubahan ekosistem budaya Pendidikan Indonesia. Guna bergerak Bersama meraih tujuan nasional Pendidikan. Membentuk manusia yang merdeka baik secara individu ataupun masyarakat.

Sebagai penuntun, guru harus bisa memetakan kekuatan dirinya sendiri terlebih dahulu. Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan strategi perubahan kolaboratif yang berbasis kekuatan diri.  Pendekatan paradigma Inkuiri Apresiatif dapat menggali potensi seseorang sesuai dengan kodratnya. Melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif, metode BAGJA (buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur eksekusi), guru menemukan visi diri dalam menuntun siswa berkarakter profil pelajar Pancasila. Visi guru merupakan acuan untuk melakukan perubahan dalam ekosistem pendidikan sekolah.

Kata Merdeka mengandung makna luas menurut Ki Hajar, tidak hanya terlepas dari perintah, akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri. Ki Hajar menyatakan juga bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan, menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal.

Disiplin artinya belajar, memotivasi internal untuk melakukan nilai-nilai kebajikan yang diyakini.  Semua tindakan yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dalam upaya memenuhi satu atau lebih dari kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan penguasaan (power). Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dunia Berkualitas adalah tempat khusus dalam pikiran yang menyimpan gambaran representasi dari semua yang diinginkan (berisi hal-hal terbaik dalam hidup yang membuat sesorang merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar). Terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas merupakan hasil usaha yang dilakukan manusia melalui sinergi pembiasaan disiplin positif dan keyakinan diri secara berkelanjutan.

Mari diskusi

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.